Mencintai Sesederhana Itu
14 Agustus 2021
[Mencintai Sesederhana Itu]
-----
Memaksa sorot yang tidak bisa berputar arah, memukul pundak supaya terus sadar padahal hanya butuh akal normal. Melelahkan.
Mencintai bukan memulu berpusat pada satu titik yang saat ini kau tuju, namun tentang hal lain yang mungkin sedikit pun tidak pernah dipikirkan. Ciptaan Tuhan.
Mencintai Sesederhana Itu, sesederhana mampu tersenyum melihat betapa hebatnya tuhan menciptakan semesta walau hanya melihatnya dari dinding kaca. Bukan yang setiap saat bisa kau sentuh dan kau ajak bicara.
Saat membaca judul ini lalu memutuskan untuk menggeser melihat slide foto bukankah hanya kau penasaran siapa yang aku sedang cintai? Atau barangkali berpikir slide terakhir adalah foto bersamaku dengan orang aku cintai. Parahnya lagi berpikir bahwa itu adalah lawan jenis (pacar).
Dari sini, ditarik benang putih. Bawa ritme berpikir tentang 'mencintai' masih sebatas tentang orang lain. Mereka hanyalah lalu lalang, siapapun yang sedang bersamamu saat ini. Sama seperti layar ponsel yang setiap hari kau lihat, akhirnya kau sendiri yang memilih nematikan. Sesederhana itu mencintai yang fana.
Tentang cinta, tidak seorang pun pandai kecuali pemilik hati yang jarang atau tidak pernah kau tempatkan ruang hatimu untuk-Nya. Dari sini, ditarik benang kusut, bahwa hidupmu terlalu autisme dan pikiranmu terlalu kau paksa idealis. Padahal egoisme dirimu juga dimiliki orang lain, mengapa kau paksa memilikinya sendiri
Mencintai-Mu seindah ini tuhan. Hanya kala hatiku terpuruk, hanya kala hatiku meminta jawaban, aku berlutut mengingat dengan khusyuk yang dipaksakan. Tapi kodrat cinta sungguh darimu yang tidak pernah salah, selalu memilih mengasihi meskipun aku yang tak pernah peduli. Juga, mau menerima saat seharusnya aku bukanlah siapa-siapa.
Soal cinta, siapapun pasti punya. Soal sederhana, bukankah engkau tidak pernah meminta dicintai dengan mewah. Sesederhana ini mencintai-Mu olehku yang begitu angkuh. Di bait terakhir setiap kesadaran pasti tak luput dari berkata maaf, pun aku hari ini. Bantu aku melupa hal yang tak sanggup kuingat, bantu hilangkan perasaan yang tak seharusnya kupunya. Bantu peliharalah rasa kagum dan cinta yang saat ini aku haturkan untukmu, bukan yang lain. Bantu aku di setiap perasaan dan hatiku mulai bergejolak, beri arah transparansi jalan yang bukan hanya panorama namun bisa kupijak seutuhnya. Seindah diri-Mu yang tak mampu kulihat, setakjub ciptaanmu yang setiap hari bisa kutatap, sesederhana ini mencintai-Mu. Tuhan.
Komentar
Posting Komentar