Postingan

AKANKAH INI AKHIRNYA?

Gambar
  AKANKAH INI AKHIRNYA? Tuhan, izinkan aku untuk kembali mengeluh. Izinkan aku kembali berserah. Izin aku untuk kembali meminta segala ketidakmungkinan ini kepadaMu sebagaimana yang sering aku lakukan sebelumnya. Aku merasa ini lebih berat dari biasanya. Ada apa gerangan? Apa yang hendak engkau janjikan. Pundakmu sudah hampir rapuh seorang diri, muara itu tidak pernah ada. Muara itu bayangan saja. Mulai dari aku meliat dunia, hingga aku berani melangkah sendiri, aku bahkan lupa kapan pelukan terakhirnya. Aku lupa kapan aku ditanya kabar, kapan aku ditanya soal perasaan, soal kebahagiaan apalagi. Tuhan, aku nyaris menyerah. Aku berada hampir di penghujung, kembali sangat mustahil, maju sangat menyakitkan. Beri aku kekuatan sebagaimana itu yang sering engkau berikan. Izinkan pikirku tentang pertolongamu tidak berubah, tidak berhenti, dan izinkan aku hanya memiliki harapMu. Sampaikan pada muara itu, Bahwa kini aku tengah sendiri.

TENTANG DOA DAN KABAR

Gambar
  HANYA   Hanya sebatas ini bisaku. Bukan hanya sebatas ini rasaku, tapi kuasaku yang tidak mampu menggapaimu. Ada di suatu titik tanpa daya, menginginkan abdiku tapi tak satupun alasan aku bisa melakukannya. Orang-orang mungkin ingin melakukan yang sama, pasalnya ini yang menjadi resiko bersaing dengan ribuan orang di beda posisi. Sama intinya. Tak bergunanya. Aku baru sadar kalau aku terlalu jauh, bukan hanya itu bahkan terlalu dalam. Orang-orang yang tidak mengerti mungkin akan menyebutnya lebbay . Orang-orang yang pura-pura tuli mungkin akan mengasihani atau bahkan mencaci maki. “siapa suruh kamu memilih jalan ini? Kamu bahkan memilih jalannya sendiri”, kata mereka dalam benakku. aku sama sekali tidak memilih akan seperti ini, ini adalah bagian dari permainan lika-liku menang dan kalah. Bahkan di saat aku menangpun, aku tidak ikut merayakannya denganmu dan di sakitmu aku tidak bisa berbuat apapun. Entah bagaimana mendeskripsikannya. Sebagian orang mungkin akan meng...

BATASAN

Gambar
  BATASAN. Kenapa diciptakan suatu rasa hingga akhirnya begitu menyiksa? Kenapa diciptakan temu ketika akhirnya tak bisa saling bertegur sapa. Lantas kenapa juga diciptkan ruang ketika akhirnya masih saja ada Batasan? Bersama dua rintik yang datangnya bersamaan ingin kukatakan, “untuk kesekian kalinya aku patah”. Bersama sunyi dan kerasnya gemuruh kuiingin luapkan betapa aku benci, entah tangis atau hujan. Mengapa sedikitpun tidak bisa termaklumi padahal ini sudah terjadi sekian kali. Mengapa juga masih terasa sesaknya seperti ini padahal sudah merasakan hal yang sama berkali-kali. Tanpa kuasa- Ketika dipikirkan mengapa tuhan menciptakan suatu Batasan diantara kita? Supaya tuhan tahu bahwa aku bukan seutuhnya, bahwa ini bukan jati diriku yang sebenarnya. Setiap orang berhak dicintai dengan layak, diperlakukan dengan seutuhnya dan dihargai sepenuhnya. Uang tidak bisa membeli segalanya, sebanyak apapun nominalnya tetap basah ketika ditetesi hujan untuk waktu yang sekali atau se...

LANGIT JUGA MENDUNG

Gambar
  Alhamdulillah, hari ini tuhan memberiku pandangan baru. Kamu langit yang saking agungnya tak bisa kusentuh dan kugapai, ternyata juga penuh dengan kekurangan. Sama sepertiku. Terima kasih telah hadir dengan kekurangan. Membuatku pantas untuk berdialog dengan perasaan dan membuatku terus mengejar. Terima kasih telah tak sempurna, sehingga aku bisa menilaimu sebagai senja yang tengah kutatap dan menundukkan kesombongannya. Dalam suatu relung, ada rindu yang terus meminta temu. Ruang yang semakin dalam membuatku tak mampu terus-terusan berdiam, berdusta pada aroma padahal sudah jelas bisa kucium rasanya dalam-dalam. Berkatmu, aku lebih menyukai lautan. Menatap dan bercumbu dengan kekayaan tuhan tanpa ketakutan dan penghalang orang manapun. Orang mungkin mengenalku sebagai pemberani, tapi kenapa aku bak pengecut untuk sekedar bilang menginginkanmu. Terima kasih telah hadir. Kekuranganmu sedikitpun tidak mempersempit jendelaku untuk menatap pelangi. Aku hanya lebih menyukai ...

Perfeksionis: kekurangan atau kelebihan?

Gambar
Seberapa sering kamu merasa bahwa dirimu adalah seorang yang perfeksionis? Sebenarnya perfeksionis itu salah nggak?  Bukankah kita hanya ingin melakukan apapun dengan sempurna dan mendapatkan sesuatu sebagaimana mestinya? Selain tercipta dalam perbedaan gender, manusia terlahir dalam dua segi sifat kemanusiaan yaitu acuh dan peduli. Tidak ada yang salah dari keduanya, sebab masing-masing punya kadar maksimal dalam implementasi hidupnya di masyarakat. Manusia yang acuh rentan menjadikan dirinya sebagai manusia individualisme yang bisa tanpa apa dan siapa, tapi belum tentu tidak bisa memberikan apa-apa. Manusia yang peduli rentan menjadikan dirinya sebagai manusia seperti apa  dan bagaimana caranya berguna. Yuk, kita bahas konteks manusia peduli dan korelasinya dengan sifat perfeksionis. Peduli  menurut Bender dalam A. Tabi'in adalah menjadikan diri kita terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut. Oleh karena itu, orang yang m...

Kewarasan berpikir untuk cinta yang benar

Gambar
Terima kasih Agustus, Setiap tahun hadir dengan banyak cerita untuk dikenang. Inovasi-inovasi baru dalam berpikir berkembang searah persepsi baru yang ditemukan sebagai respon perilaku-perilaku sosial dan perasaan. Dengan itu, benih pikir yang dianggap benar terus diusahakan sekuat raga asal membuat bahagia, pikirnya. Setiap perilaku yang tak biasa perlu terus dikoreksi dengan tanda tanya. Apalagi soal cara pendekatan yang tak wajar atau mencoba-coba kreatif dalam menarik simpatik. Semakin kesini, hanya semakin memuakkan dan membuka kesadaran orang lain tentang kamu yang berlebihan. Hanya karena satu ditambah satu sama dengan dua terlihat mudah dan biasa, lalu mencoba rumus lain yang lebih rumit padahal sulit dan akhirnya salah. Setiap orang rasanya tidak pernah meminta dikejar dengan susah payah ketika masing-masing disediakan ruang hati senyaman mungkin. Kamu yang belum membuka hati, hanya perlu aku berikan kunci untuk sesekali coba menjamu dan kusuguhkan kopi. Pilihannya...

Mencintai Sesederhana Itu

Gambar
14 Agustus 2021 [Mencintai Sesederhana Itu] ----- Memaksa sorot yang tidak bisa berputar arah, memukul pundak supaya terus sadar padahal hanya butuh akal normal. Melelahkan. Mencintai bukan memulu berpusat pada satu titik yang saat ini kau tuju, namun tentang hal lain yang mungkin sedikit pun tidak pernah dipikirkan. Ciptaan Tuhan. Mencintai Sesederhana Itu, sesederhana mampu tersenyum melihat betapa hebatnya tuhan menciptakan semesta walau hanya melihatnya dari dinding kaca. Bukan yang setiap saat bisa kau sentuh dan kau ajak bicara. Saat membaca judul ini lalu memutuskan untuk menggeser melihat slide foto bukankah hanya kau penasaran siapa yang aku sedang cintai? Atau barangkali berpikir slide terakhir adalah foto bersamaku dengan orang aku cintai. Parahnya lagi berpikir bahwa itu adalah lawan jenis (pacar). Dari sini, ditarik benang putih. Bawa ritme berpikir tentang 'mencintai' masih sebatas tentang orang lain. Mereka hanyalah lalu lalang, siapapun yang sedang b...